Mayoritas masyarakat Indonesia, bahkan di dunia internasional pun sedikit sekali yang memahami makna atau tujuan Yoga. Bahkan mereka yang mengaku pengajar Yoga hanya kenal yoga sebagai gerakanannya saja. Mayoritas dari mereka yang mengenal kata atau istilah Yoga pun belum tahu secara tepat. Yoga sudah dikenal sejak era Mahabharata.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Pengertian Yoga
Krishna dalam Bhagavat Gita, diulas oleh Anand Krishna menyebutkan bahwa makna Yoga sesungguhnya:
‘Yoga berarti pertemuan. Pertemuan antara Kesadaran manusia dan Kesadaran Hyang Tertinggi, antara insan dan Tuhan, antara jiwa individu dan Jiwa Agung’
‘Makna lain Yoga adalah Penyempurnaan; sempurna dalam segala aspek kehidupan. Yoga juga berarti disiplin diri untuk meraih kesempurnaan tersebut.’
Sama sekali berbeda dengan yang difahami oleh umum saat ini. Dalam Bhagavat Gita, yoga senantiasa dikaitkan dengan Karma Yoga. Karma Yoga terdiri ari dua kata, ‘Karma’ yang berarti perbuatan. Sedangkan ‘Yoga’ bermakna penyatuan/kemanunggalan dengan Ilahi. Apa yang disebutkan dengan ‘penyatuan’ atau kemanunggalan?
‘Kemanunggalan’ berarti tidak ada lagi keterpisahan. Selama ini yang menyebabkan keterpisahan adalah pikiran atau mind. Mind adalah gugusan pikiran. Pikiran atau thought hanya terjadi saat ini, satu kali. Sesaat kemudian, pikiran atau thought telah menjadi mind. Rangkaian atau kumpulan pikiran ini yang disebut sebagai mind.
Kembali pada arti kata ‘kemanunggalan’. Hilangnya hijab atau pembatas antara perbuatan dan niat, tidak adanya jeda untuk berpikir, menciptakan kemanunggalan. Pikiran lah yang selalu berorientasi pada kepentingan pribadi. Misalnya, kita melakukan sesuatu kebajikan secara spontan, saat itu ada ‘kemanunggalan’ Saat itu terjadi penyatuan dengan Ilahi. Niat adalah pikiran saat itu juga. Niat–> berbuat, jangan berikan jeda untuk pikiran. Mengapa???
Pikiran kita selama ini tentu mengutamakan kepentingan golongan, kelompok, dan diri sendiri. Misalnya, kita mau berderma pada yayasan. Niat ada, kemudian tidak segera dilaksanakan. Dapat dipastikan, pikiran langsung mengolah, ‘wah bisa hebat jika masuk koran atau media. Namaku bakal beken. Atau, jika aku menyumbang sekian pahala surga sekian kali lipat, dan lain sebagainya.’ Inilah sifat pikiran. Pikiran inilah setan dalam diri kita.
Bersambung: Baginda Rasulullah SAW juga ber-yoga….